BeritaRakyat.Co,Kendari – Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) diminta menganggarkan sistem keamanan dan kenyamanan warga di Jembatan Teluk Kendari (JTK).
Hal tersebut menyusul banyak korban jiwa akhir-akhir ini yang melakukan aksi bunuh diri di areal Jembatan Teluk Kendari (JTK).
Dewan Pembina Aliansi Pemuda dan Pelajar (AP2) Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Hasanuddin Kansi mengatakan PJBN harus mengarkan sistem keamanan dan kenyamanan warga. Bukan hanya fokus pada pemeliharaan.
Terlebih kata dia, Angaran Structural Health Monitoring System (SHMS), Jembatan Teluk Kendari di tahun 2025 ini, mencapai Rp10 milyar lebih.
“Untuk tahun 2025 kan angaran nya Rp 10 milyar lebih. Nah harapan kami pihak Balai Jalan tidak hanya fokus pada masalah kesehatan jembatan saja. Tapi diprioritaskan pada masalah keselamatan masyarakat, agar tidak ada lagi yang bunuh diri di jembatan itu,” kata Hasan kepada awak media, Minggu (01/06/2025).
Ia mencontohkan, sistem keamanan dan keselamatan yang ada di Jembatan gantung yang menghubungkan Surabaya-Madura.
“Kita ambil contoh Jembatan Surabaya-Madura sekian puluh tahun dibangun tidak ada korban bunur diri disitu, itu karena sistim pengamananya bagus, nah disini kita itu yang kurang,” ungkapnya.
Hal ini menurutnya, harus menjadi perhatian serius pihak BPJN selaku pihak yang memiliki wewenang dalam urusan jembatan yang menghubungkan Kota lama dan Abeli itu.
“Ini yang perlu diangarkan, pengaman jembatan kalo misalnya tidak mengurangi metode pemandangan, minimal tidak dipasangkan kaca tebal. Supaya masyarakat tidak lompat bunuh diri disitu,” pintanya.
“Selama ini ternyata angarannya itu miliaran bunyinya. Tapi kita tidak tau juga apa-apa yang dikerjakan. Nah ini yang akan kita kejar sekarang,” tambanya.
Untuk itu ia meminta BPJN mengarkan sistem keamanan yang dapat mencegah terjadi kembali percobaan bunuh di jembatan yang di resmikan Presiden Jokowi tersebut.
“Harapan kita hari ini, angaran itu bisa dialihfungsikan ke pengamanan jembatan. Untuk mengantisipasi agar tidak ada korban lagi kedepan nya, karena tiap tahun angaranya yang kita lihat hanya di pake cet-cet jembatanya saja,” tutupnya.
ODEK