
BeritaRakyat.Co,.Kendari – Partai Bulan Bintang (PBB) menggelar Musyawarah Wilayah (Muswil), ke- VI dengan mengusung tema provokatif: “Transformasi Partai Bulan Bintang Sulawesi Tenggara Menuju Era Baru.”
Ketua DPW PBB Sultra, Ruksamin mengatakan, Muswil ini bukan hanya soal memilih ketua baru, tetapi juga menjadi momentum koreksi dan transformasi menyeluruh.
“Selain kita kembali mengintrospeksi dan mengevaluasi kinerja kepengurusan yang lalu, juga dengan berakhirnya masa jabatan periodisasi, maka hari ini kita diagendakan untuk pemilihan Ketua DPW untuk masa jabatan lima tahun yang akan datang, sekaligus membuat program kerja, langkah-langkah apa saja yang akan dilaksanakan,” kata Ruksamin di hadapan awak media usai membuka acara Muswil, Senin (28/04/2025).
Ruksamin tampak ingin menggerakkan partainya keluar dari jebakan zona nyaman. Ia tak ingin PBB terjebak pada pencapaian kuantitatif belaka, meskipun torehan 20 anggota DPRD kabupaten/kota, 4 anggota DPRD provinsi, satu ketua DPRD, dan satu bupati sudah cukup impresif di atas kertas.
“Kalau masih sama, kata Rasulullah, itu adalah orang yang rugi. Maka partai ini dia mundur. Yang kita inginkan, bagaimana ke depan dia jauh lebih bertambah dari apa yang sudah ada,” lontarnya tanpa basa-basi, menunjukkan ketidaksabarannya terhadap stagnasi.
Mantan Bupati Konawe Utara dua periode ini kemudian membeberkan sejumlah langkah strategis untuk memastikan partai yang dinakhodai Gugum Ridho Putra ini tak sekadar eksis, melainkan juga memperbesar basis pengaruh. Ia menekankan pentingnya memperkuat hubungan dengan partai lain, membangun kaderisasi, dan bersinergi dengan pemerintah daerah.
Ironisnya, meski pada Pemilu Legislatif 2024 partai penerus Masyumi ini di Sultra berhasil membukukan 144.057 suara, Ruksamin mengakui bahwa capaian itu lebih banyak digerakkan oleh kekuatan personal para calon legislatif, bukan oleh fanatisme kader terhadap partai itu sendiri. Bahkan, ia menyebutnya bukan suara partai.
Namun, yang paling menarik adalah tekanan alumni Program Doktor Administrasi Publik Universitas Diponegoro, Semarang, ini pada pendidikan politik yang tidak transaksional. Dalam lanskap politik di Bumi Anoa yang masih sarat dengan politik uang, Ruksamin mengambil sikap tegas.
“Suara partai yang saya maksud adalah suara betul-betul kader, yang mau siapa pun calegnya, dia tidak melihat calegnya. Tapi, apa pun modelnya, tak ada uang, tidak ada uang, saya akan pilih Partai Bulan Bintang,” tegasnya.
ODEK