Ketua Dekranasda Tampilkan Khas Konsel di HUT Sultra

Ketua Dekranasda Konsel Nurlita Jaya Irham Kalenggo saat memeragakan pakaian khas Konsel di HUT Sultra ke 61 di Kolaka. (FOTO : IST)
Dengarkan Suara

BeritaRakyat.Co, Kolaka – Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kabupaten Konawe Selatan (Konsel), Nurlita Jaya, S.Sos., M.Kes., tampil bersinar dalam peragaan busana tenun khas daerah pada pembukaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-61 Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), yang digelar di Stadion Gelora Kolaka, Kamis malam (25/4/2025).

Busana rancangan Nurlita Jaya tersebut berhasil mencuri perhatian ribuan masyarakat serta para tamu undangan yang hadir.

Penampilannya bersama para Ketua Dekranasda se-Sultra turut mendapat apresiasi langsung dari Gubernur Sultra, Andi Sumangerukka (ASR).

Gubernur ASR memberikan pujian terhadap keindahan motif dan desain busana yang ditampilkan, serta menyampaikan harapan agar potensi wastra Bumi Anoa dapat ditampilkan di tingkat internasional.

BACA JUGA :  Berkas Pendaftaran Giona-Subhan Dinytakan Lengkap Oleh KPU Kota Kendari

“Saya lihat tadi, ibu-ibu Dekranasda sudah tampil (baik) dan kelihatannya mungkin kedepan kita akan tampil di luar negeri. Saya lagi pikir alasannya apa kalau kita bersama-sama datang ke luar negeri dengan melibatkan seluruh bupati dan dipimpin oleh gubernur. Artinya kita bisa maju bersama-sama,” ungkap ASR dalam sambutannya.

Pujian dari orang nomor satu di Sultra ini menjadi angin segar bagi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) serta pengrajin lokal.

Hal tersebut menandakan bahwa kekayaan budaya dan kerajinan daerah memiliki potensi besar untuk dikenal lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional.

Sementara itu, Nurlita Jaya menjelaskan bahwa busana yang dikenakannya merupakan perpaduan antara Tumpal Motif Ambahisara dan Corak Motif Pu’uinea, yang keduanya sarat akan nilai budaya masyarakat Suku Tolaki.

BACA JUGA :  Warga Desa Latampu di Terkam Buaya, Polsek Parigi Himbau Selalu Waspada

“Motif Ambahisara merefleksikan kehidupan masyarakat Suku Tolaki di masa lalu, yang memanfaatkan peralatan rumah tangga tradisional seperti olepa, kolidi, dan pesauha dalam aktivitas sehari-hari,” jelas Nurlita.

Sementara itu, Motif Pu’uinea menggambarkan pohon pinang yang tumbuh tegak lurus meskipun ramping, sebagai simbol keteguhan dan kemandirian.

“Motif ini mengajarkan pentingnya berdiri kokoh pada prinsip serta menjaga jati diri, meskipun tampak sederhana dari luar,” pungkasnya.

USAN

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *