Ratusan Hektar Sawah Latampu-Labulu-bulu di Panen Manual, La Isra Minta Dinas Pertanian Sultra Datangkan Combine

La Isra, Anggota DPRD Sultra Fraksi Gerindra (Kiri) dan La Tia, Kades Latampu (Kanan) (FOTO : BURHAN ODE)
Dengarkan Suara

BeritaRakyat.co, Muna – Ditengah kesibukannya melaksanakan kegiatan reses pada beberapa Kecamatan di Kabupaten Muna, Anggota DPRD Sultra, La Isra menyempatkan dirinya untuk bersilaturahmi dengan masyarakat Desa Latampu, Kecamatan Parigi, Kabupaten Muna.

Kedatangan ketua komisi l DPRD Sultra itu tidak terlepas dari informasi masyarakat, para kelompok tani maupun dari Pemerintah Desa terkait Desa Latampu yang memiliki potensi besar di bidang pertanian, khusunya komoditas padi.

“Saya mendapat informasi bahwa di Desa Latampu masyarakatnya 100 persen petani padi dan produksinya sangat besar tiap tahun, makanya saya turun langsung dan berdiskusi dengan petani maupun pemerintah desa terkait kendala yang dialami selama ini,” ucap kader muda Partai Gerindra ini, Senin (02/06/2025).

Kendala di lapangan lanjut mantan tenaga ahli DPR RI ini, saat petani memasuki masa panen. Tidak adanya mesin alat panen membuat petani kewalahan, sebab rata-rata petani mengolah lahannya diatas satu hektar.

Olehnya itu, La Isra akan menyampaikan persoalan tersebut kepada Gubernur Sultra dan Dinas Pertanian agar di Desa Latampu diberikan bantuan minimal satu unit mesin alat panen (Combine).

BACA JUGA :  Ribuan Relawan Antar Calon Walikota Kendari Yudhi-Nirna Daftar di KPU

“Data yang saya peroleh, banyak petani yang tidak memanen hasil pertaniannya. Petani selalu kewalahan saat musim panen tiba dan menyebabkan kerugian yang sangat besar,” jelas ketua Fraksi Gerindra DPRD Sultra ini.

Sementara itu, Kepala Desa Latampu, La Tia menjelaskan bahwa di Kecamatan Parigi terdapat satu hamparan persawahan dengan luas sekitar kurang lebih 500 hektar yang terletak di dua desa yakni Desa Latampu dan Labulu-bulu.

Para petani padi kata dia, selalu mengolah lahannya dua kali dalam satu tahun. Untuk memanen hasil pertanian tersebut, terkadang para petani harus mengeluarkan biaya besar karena harus meminjam alat panen (Combine) dari Kota Bau-bau.

“Alat panen yang dipinjam dengan biaya besar itu pun tidak sanggup menjangkau luas lahan yang ada. Untung-untung bisa memanen seperempat dari luas sawah yang ada,” jelas La Tia.

La Tia mengungkapkan bahwa awal tahun 2025 ini, produksi padi di dua desa tersebut sangat melimpah. Terbukti, Perum Bulog Muna telah menyerap gabah 250 ton dari hasil pertanian padi Muna dan Muna barat. Untuk Muna, Perum Bulog hanya menyerap gabah dari Kecamatan Kabawo dan Parigi sebesar 150 ton.

BACA JUGA :  Lima Orang Warga Laimpi Alami Luka Akibat Tawuran, Polisi Temukan Selongsong dan Peluru Aktif

“Dari dua Kecamatan ini, Parigi memiliki serapan gabah tertinggi yakni Desa Latampu dan Labulu-bulu. Artinya meskipun kita terkendala di alat panen, kita masih unggul dari segi produksi, apalagi kalau misalkan kami memiliki alat panen sendiri, bisa-bisa dua desa ini menjadi salah satu penyuplai beras untuk Sultra,” tegas pensiunan ASN ini.

Olehnya itu, melalui kunjungan silaturahmi La Isra sebagai Anggota DPRD Sultra, La Tia meminta agar persoalan tersebut disampaikan kepada Dinas Pertanian dan Gubernur Sultra dengan harapan di Desa Latampu didatangkan bantuan berupa alat panen padi (Combine).

La Tia meyakini, jika Dinas Pertanian Kabupaten Muna mendatangkan bantuan berupa alat panen padi (Combine), maka hasil pertanian akan meningkat dua kali lipat dan masyarakat dapat mengolah lahannya hingga tiga kali dalam setahun.

“Kami meminta agar Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Tenggara meninjau langsung lokasi persawahan di Desa Latampu dan Labulu-bulu untuk melihat potensi yang ada,” harapnya.

BURHAN ODE

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *