BeritaRakyat co, Konawe Selatan – Sejak Tahun 1972 atau 52 Tahun lalu, warga asal Jawa mendiami Desa Ranowila Kecamatan Wolasi. Untuk mensyukuri atas nikmat serta penempatan tranmigrasi, digelar tasykuran dengan pemotongan tumpeng serta kegiatan tambahan seperti pagelaran seni tari kuda lumping dan lainnya.
Kepala Desa Ranowila Kecamatan Wolasi, Arisman saat membuka kegiatan tersebut menyampaikan bahwa kegiatan ini akan menjadi agenda tahunan, mengingat antusiasme masyarakat dan tujuan dari kegiatan ini untuk memupuk rasa kebersamaan dan kerukunan yang mulai renggang terkikis oleh zaman dan teknologi
“Transmigrasi pertama di Wolasi berasal dari Ciamis Jawa Barat, seiring berjalannya waktu masyarakat trans Jawa yang bermukim di desa Ranowila telah beranak pinak dan melewati banyak proses adaptasi serta seleksi alam yang cukup panjang,”ungkapnya.
Ahmad Warjo, salah satu tokoh masyarakat dan sekaligus panitia pelaksana menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan ajang refleksi bagi masyarakat, dan mengingatkan kembali tentang semangat menjaga kerukunan dan meningkatkan taraf hidup sesuai dengan tujuan awal para tetua perintis trans jawa di daerah ini.
“Antusiasme masyarakat atas kegiatan ini juga sukses mengundang haru bagi masyarakat, dikarenakan cerita perjalanan dan awal kehidupan perintis transmigrasi yang datang di daerah ini,”katanya singkat.
Senada yang diungkapkan Rakim, rombongannya pada saat itu tiba subuh di pelabuhan Kendari dan sampai Wolasi Sore, kami tiba di hutan dengan rumah ukuran 4×6 dinding jelajah atap rumbia. Jatah makan dari pemerintah hanya diawal jadi kami harus segera berpikir untuk memanfaatkan alam untuk bertahan hidup.
“kita harus tetap menjaga kerukunan antar sesama warga transmigran. Yang tidak kalah pentingnya tetap menjaga Komunikasi yang harmonis dengan Pribumi khususnya suku tolaki di daerah ini”tutupnya.
WAN